Foto dari Wikipedia dan diper-HD dengan Remini.

Trust nobody.
Kuncinya emang itu sih kalo nonton drama yang temanya detektif.
Nontonnya bikin suuzon mulu.
Tapi seru, kita jadi harus belajar teliti sama beberapa clue yang munculnya tersirat.

Hello, I'm back!
Setelah libur lama nulis, aku kembali dengan sesi Holidraykor ini.
Apa tuh?
Jadi, sesi ini akan membahas drama Korea yang udah aku tonton selama liburan.
Dari sebuah kisah, selalu ada yang bisa kita ambil pelajarannya, right?

Holidraykor #1: Tunnel
Aku memutuskan untuk nonton drama ini karena penasaran, sinopsisnya menarik.
Jadi, ada seorang detektif yang namanya Park Kwang Ho di tahun 1986 yang tiba-tiba ada di tahun 2016.
Sesuai judulnya, Tunnel, yang artinya terowongan, Park Kwang Ho ini bisa di masa depan karena terowongan ini.

Hati-hati dengan kata-kata
Aku menyoroti tentang efek kata-kata dari drama ini.
Aku selalu inget ungkapan words are like sword, kata-kata itu seperti pedang.

Kegaduhan di drama ini dimulai setelah mantan pejuang Perang Vietnam dateng ke Katedral, lalu dia suka ngumpulin anak-anak untuk dia ceritain pengalamannya membunuh orang selama perang.
Mungkin karena ceritanya sadis, ga ada anak yang mau dengerin, kecuali si calon pembunuh berantai ini.
Mantan pejuang ini bilang, "Kita harus menyingkirkan semua orang yang kotor."
Anak lain yang masih polos, cuma tau main, pasti ngira, "Ini orang apaan sih?"
Sementara, si calon pembunuh berantai ini adalah anak yang punya luka hati sama orang yang paling dia sayang. Siapa? Tonton sendiri ya, aku tidak mau spoiler. 🙊

Kata-kata si mantan pejuang perang ini udah kayak api yang disulut ke daun kering yang kesiram bensin buat si calon pembunuh berantai ini.
Ga lama setelah si mantan pejuang perang bilang itu, orang yang disayang si calon pembunuh berantai ini meninggal.
Tapi dia ga sedih, kawan-kawan.
Dia malah bilang, "Kamu meninggal karena kamu kotor juga, 'kan?" 🙃
Nah, dari sinilah petualangannya jadi pembunuh berantai dimulai.
Dia bahkan ga merasa bersalah, katanya yang dia lakuin itu bener karena dia dalam misi menyingkirkan orang-orang "kotor".
See, kata-kata bisa mengubah seseorang jadi pembunuh.

Oh iya, ngomong soal kata-kata, drama ini mengandung banyak kata umpatan.
Kayaknya di semua episode drama ini, selalu ada yang ngomong 새끼 (Saekki), yang artinya kurang lebih baj***an.
Yang kurang nyaman sama kata-kata kayak gitu, mungkin perlu pertimbangan lagi buat nonton drama ini.

Kesan
Banyak yang aku suka dari drama ini.
1. Aku suka karena Park Kwang Ho ini diperankan oleh Choi Jin Hyuk. Dia cocok jadi detektif karena karismatik banget. Aktingnya di sini bikin inget sama perannya di drama Gu Family Book, sesayang itu dia sama istrinya.

2. Pemilihan nama tempatnya! Aslinya, pembunuhan berantai ini ada di kota Hwaseong. Di drama ini, nama kotanya diubah jadi Hwayang. Kalo baca kata Hwayang, aku langsung inget sama album BTS favoritku, The Most Beautiful Moment in Life, yang bahasa Koreanya Hwayang Yeonhwa. Eh bener aja dong, waktu udah ke 2016, ada beberapa scene nyetel lagu Fire yang ada di album itu. 😂

3. Plot twist di keseluruhan ceritanya berkesan. Jangan dijelasin deh, spoiler. 😂

Sayangnya, efek dari time traveler di drama ini sedikit bikin bingung. Ada hal yang sebenarnya ga nyambung, tapi berusaha dibikin nyambung demi sebuah plot twist. Tapi balik lagi, ya namanya juga drama. Segala yang ga mungkin, bisa aja jadi mungkin.

Apa yang bisa kita pelajari dari drama ini?
1. Sekali lagi, hati-hati dengan kata-kata.
2. Perasaan sayang atau benci ke siapapun itu wajar. Tapi tolong, otaknya diajak.
3. Jangan seenaknya menghakimi kesalahan orang lain. We're not God.

Rating dari aku
8.6/10 untuk drama ini. Selain jalan cerita dan akting pemainnya, sinematografi drama ini juga bagus banget.

Terima kasih sudah membaca ulasan drama Tunnel ini.
Yuk, komen-komen apa gitu di bawah biar rame haha.
Sampai jumpa di ulasan drama selanjutnya!
Next aku review drama Prison Playbook, ya.


With all my love,
21 Agustus 2020 di Wonogiri,


Zikra,
Yang hari ini gagal top up OVO. 😭