Dunia ini memang bukan dunia yang putih. Selalu ada pertentangan, kesedihan, rahasia, ketidaksepahaman, dan berbagai konflik lainnya. Semuanya meninggalkan luka di hati yang jelas butuh waktu untuk sembuh.
Buku yang akan aku ceritakan kali ini adalah kumpulan cerpen milik Lamia Putri Damayanti. Judulnya Nona Penyimpan Rahasia. Jujur, ini adalah kali pertamaku membaca karyanya. Sebelum membacanya pun aku sengaja tidak mencari review, resensi, dan sejenisnya dari orang lain. Oleh karena itu, membaca buku ini terasa sangat menarik karena aku melibatkan segala prasangkaku.
Detail buku
Judul: Nona Penyimpan RahasiaPenulis: Lamia Putri Damayanti
Tahun terbit: 2021
Jumlah halaman: vi + 174 halaman
Dimensi: 13 x 19 cm
ISBN: 978-623-7284-53-6
Penerbit: Buku Mojok
Ulasan
Buku ini berisi kumpulan ironi yang terjadi di lingkungan bermasyarakat kita. Aku sangat mengapresiasi bagaimana Kak Lamia mampu mengangkatnya dengan penuh plot twist. Ia menggunakan bahasa yang sederhana. Namun, ada sesuatu yang magis dalam tulisannya. Entah bagaimana dengan pembaca yang lain, tetapi jujur aku sangat terbawa oleh beberapa ceritanya karena peristiwa itu memang pernah kualami sendiri.Nona Penyimpan Rahasia memiliki total 12 cerita pendek. Walaupun judulnya memiliki unsur perempuan, tidak semua ceritanya memiliki tokoh utama perempuan, kok. Benang merah di keseluruhan cerita ini adalah rahasia. Tentang hal itu, semua makhluk di dunia ini pasti memilikinya, bukan?
Membaca untuk menghindari empathy gap
Aku sudah suka membaca sejak berusia lima tahun. Sepanjang yang aku ingat, ada satu kebiasaan membacaku yang tidak pernah berubah sejak usia itu: aku menyukai bacaan yang realistis. Tujuannya, ya, untuk memahami orang lain. It’s a long and an endless journey.Belakangan baru kuketahui bahwa ada sebuah bias kognitif yang disebut empathy gap. Sederhananya, saat orang lain menceritakan bagaimana ia menghadapi suatu situasi, di dalam diri kita muncul pemikiran, “Kalau aku ada di posisi kamu, pasti aku tidak akan berbuat demikian.” Hal itu timbul karena kurangnya rasa empati atau menempatkan diri di posisi orang lain. Saat mengalami empathy gap, kita cenderung mengutamakan kerasionalan sampai lupa bahwa emosi dan naluri juga berperan dalam merespons suatu kejadian.
Nah, bagiku membaca cerita-cerita seperti ini membantu menyelamatkan kita dari empathy gap tersebut. Persoalan tentang bermedia sosial, kasih orang tua, dinamika pernikahan, kesepian, penyesalan, dan ketidaksetaraan dalam buku ini sangat dekat dengan keseharian kita. Orang sekitar atau bahkan diri sendiri bisa saja mengalaminya.
Situasi-situasi tersebut begitu berat untuk dilalui seorang diri. Oleh karena itu, siapapun yang mengalaminya pasti membutuhkan tempat untuk berkeluh kesah. Jika kita dipercayai menjadi salah satunya, kita harus berusaha menjadi pendengar yang baik, bukan? Akhir-akhir ini, aku mengamati bahwa orang-orang mencari teman cerita atau close friend yang less-judgemental (tidak mudah menghakimi). Untuk sampai pada titik itu, kita tentu harus melatih diri kita untuk memahami agar sifat menghakimi yang menjadi sifat bawaan manusia itu perlahan pudar.
Konklusi
Buku ini aku rekomendasikan untuk kamu yang sedang tidak ingin pusing dengan alur novel yang panjang. Cerpen-cerpen Kak Lamia ini menurutku sangat berkualitas tinggi. Selalu ada kejutan tak terduga di salah satu bagiannya. Seperti biasa, kalau mau punya bukunya, kamu bisa cek toko buku daring kesayanganmu.Namun, bagi kamu yang memiliki pengalaman buruk atau trauma dengan hal-hal yang sudah kusebutkan di atas, aku tidak merekomendasikannya. Serius, kalau hidup sudah cukup keras menamparmu, segera pergi ke tenaga profesional. Jika suatu saat kamu sudah berdamai dengan lukamu, buku ini bisa kaubaca dan menjadi sebuah pengingat bahwa kau pernah kuat menghadapi dunia ini.
2 Komentar
♥️♥️
BalasHapusHalo, terima kasih ya sudah berkenan membaca tulisanku 🤩
Hapus